Pada postingan kali ini, Detatang.com akan membahas tugas Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi. Sebelum membahasnya mari kita jawab terlebih dahulu pertanyaan pemantik yang ada di LMS berikut ini.
Pertanyaan Pemantik
Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?
Materi pembelajaran berdiferenisiasi telah mengubah cara pandang saya terkait cara memenuhi kebutuhan belajar setiap individu murid dengan minat bakat berbeda. Awalnya saya mengira guru harus bisa memiliki perlakuan khuusus untuk setiap masing-masing individu. Adanya materi ini, sangat membantu pertanyaan saya selama ini, terkait cara memenuhu kebutuhan belajar yang berbeda tersebut.
Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa yang telah saya pelajari?
Setelah memahami materi pembelajaran berdiferensiasi, akhirnya saya jadi memahami pentingnya memahami profil siswa, kesiapan belajar, dan juga minat murid sehingga kemudian memotivasi saya untuk semakin bisa merencanakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ilmu dan pemahaman yang saya dapatkan dalam modul ini.
Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?
Saya menyadari dalam setiap upaya baik yang dilakukan akan senantiasa ada halangan dan rintangan. Namun demikian, setiap halangan tersebut adalah pengalaman menuju ilmu dan pemahaman yang penuh arti sehingga saya akan senantiasa berusaha sabar, kuat dan selalu menjalani dengan penuh suka cita.
Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Namun demikian, bukan berarti guru harus mengajar dengan materi dan metode berbeda untuk setiap individu. Begitu pun guru tidak harus mengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan, mau pun minat yang sama.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
- Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya
- Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar
Manajemen kelas yang efektif.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan guru dalam menerapkan pembelajatan berdeferensiasi, adalah sebagai berikut:
- Guru merumuskan tujuan pembelajaran
- Guru memetakan kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan belajar (keterampilan dan pemahaman sebelumnya), minat yang memicu keingintahuan atau hasrat peserta didik, serta profil murid yang bisa memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja sesuai dengan yang mereka sukai.
- Guru menciptakan suasana belajar menyenangkan, kolaboratif dan juga positif.
- Guru melakukan dipernsiasi konten, produk dan proses
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang sangat berpihak pada murid, sehingga bisa memenuhi kebutuhan belajar serta membantu murid untuk mengoptimalkan hasil belajarnya. Bukan hanya itu, pembelajajaran berdiferensiasi juga senantiasa dapat mencipatakan lingkungan belajar positif, kolaboratid, saling menghargai dan senantiasa ada strategi pembelajaran yang berlandaskan kebutuhan murid. Baik dalam hal kesiapan belajat, minat maupun profil belajarnya.
3 Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
Setidaknya ada 3 jenis strategi pembelajaran berdifereniasi yang bisa guru gunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Diferensiasi Konten
Pada jenis ini guru mendiferensiasikan materi pembelajaran pada murid berdaraskan kebutuhannya yang dapat dilihat dari kesiapan belajar murid secara konkret – abstrak, minat belajar dengan mempersiapkan topik atau materi sesuai minat siswa, profil belajar siswa yang menyesuaikan gaya belajar, audio, visual, atau pun kinestetik.
2. Diferensiasi Proses
Diferensensi poses merupakan usaha yang dilakukan untuk membantu peserta didik dalam memahami materpi pembelajajaran melalui beberapa scaffolding atau kegiatan yang menyesuaikan kebutuhan murid.
3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk merupakan tagihan maupun hasil yang diharapkan dari tiap peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. Baik itu berupa hasil tes, gambar, diagram, diskusi maupun presentasi, pidato, pertunjukan dan lain sebagainya yang dapat mencerminkan pemahaman murid dari tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran.
Sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi terlebih dahulu guru harus mengidentifikasi kebutuhan murid dari kesiapan belajarnya (lambat-cepat, konkret – abstrak, mandiri – bantuan, minat murid, profil belajar murid yang meliputi gaya belajar, latar belakang, dan kecerdasan).
Kesiapan belajar murid atau readiness adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru diibaratkan seperti “The Equalizer” dari yang bersifat mendasar menuju bersifat transformatif, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks, terstruktur ke terbuka (open-ended), tergantung ke mandiri, dan lambat menjadi cepat.
Dalam minat belajar, guru mencari kecoocokan antara tujuan pembelajaran dengan minat peserta didik. Dalam minat juga harus bisa menunjukan konekasi antara materi pembelajaran, bisa menjembatani pengetahuan awal dengan pengetahuan baru, serta dapat memungkinkan tumbuhnya motivasi siswa untuk semakin semangat dan giat belajarnya.
Sedangkan dalam profil belajar murid, guru harus mengidentifikasi lingkungan belajarnya seperti suhu ruangan kelas, pencahayaan, tingkat kebisingan dan lainnya. Guru juga harus memperhatikan pengaruh budaya dari santai menjadi terstruktur, pendiam ke ekspresif, personal ke impersonal.
Dalam hal ini, guru juga harus memahami gaya belajar murid-muridnya yang bisa berupa visual (belajar dengan melihat), auditori (belajar dengan mendengarkan), kinestetik ( belajar sambil melakukan), kecerdasan majemuk (multiple intelegences), visual ke spasial, musical bodily kinestetik, dan juga logic matematika.
Kaitan Antar Materi Ini dengan Modul Sebelumnya :
Dengan menerapkan proses pembelajaran berdiferensiasi maka guru akan dapat mewujudkan Merdeka Belajar dengan Maksimal.
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak.
Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.
Pembelajaran berdiferensiasi juga sangat erat kaitannya dengaan nilai dan peran guru penggerak, dimana nilai dan peran tersebut akan dapat dikatakan berhasil jika sudah bisa mewujudkan Merdeka Belajar untuk tiap individu peserta didik.
Ada pun nilai Guru Penggerak yaitu:
- Mandiri
- Reflektif
- Kolaboratif
- Inovatif, dan
- Berpihak pada murid.
Sedangkan peran dari Guru Penggerak itu sendiri yaitu:
- Menjadi pemimpin pembelajaran
- Menggerakkan komunitas praktisi
- Menjadi coach bagi guru lain
- Mendorong kolaborasi antar guru, dan
- Mewujudkan kepemimpinan murid.
Hal lain yang juga tidak kalah penting, materi pembelajaran berdiferensiasi juga erat kaitannya dengan visi guru penggerak, dimana setiap guru penggerak tentu memiliki visi untuk mewujudkan merdeka belajar yang sesuai profil pelajar Pancasila.
Dengan melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat dan juga profil belajar murid.
Dalam upayanya mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi maka setiap guru penggerak dituntut mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga mampu mendukung terwujudnya visi dan mendukung perkembangan murid berdasarkan pemetaan kebutuhan murid.
Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Hal yang terpenting pembelajaran berdiferensiasi juga sangat erat kaitannya dengan budaya positif. Budaya positif adalah perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah.
Lingkungan belajar yang mendukung diferensiasi dibangun dengan menerapkan budaya positif yaitu :
- Setiap orang di dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut.
- Setiap orang di dalam kelas saling mengharagai.
- Murid merasa aman, dan lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat.
- Murid berpotensi menunjukan pertumbuhan yang cukup signifikan. Tentunya pertumbuhan setiap individu berbeda, sekecil apa pun pertumbuhan yang terjadi guru tetap akan mengapresiasinya.
- Guru mengajak dan mengarahkan murid mencapai kesuksesan.
- Lebih banyak pengalaman belajar sehingga murid terdorong untuk lebih cepat, dan bisa sedikit melampaui apa yang telah dikuasainya.
- Guru senantiasa memberikan dukungan sehingga dapat mencegah murid merasa prustasi dalam perjalanannya mencapai kesuksesan.
- Setiap peserta didik berhak mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses pembelajaran, sehingga bentuk keadilan semakin nyata dan terlihat dan dapat dirasakaan langsung.
- Kolaborasi antaraa guru dan murid semakin mempermudah jalan menuju kesuksesan dari tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Demikian tugas Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi, semoga bisa bermanfaat untuk diri pribadi dan anak-anak didik, serta pembaca semua.